Cavendish lahir
pada tanggal 10 Oktober 1731. Cavendish kecil sangat menyukai hal-hal yang
berhubungan dengan sains. Dia tumbuh menjadi seorang pemuda yang pemalu,
canggung, gugup dan tidak mudah bersosialisasi dengan orang lain. Cara
berpakaiannya yang aneh, membuatnya ditertawakan oleh orang-orang di
sekelilingnya. Cavendish merupakan
salah satu pemuda terkaya di London pada saat itu. Pada usia ke-40 dia
mendapatkan warisan yang sangat besar jumlahnya dan digunakan untuk
penelitian-penelitiannya. Cavendish pernah menempun pendidikannya di
Universitas Cambridge selama 4 tahun, namun karena suatu hal, dia terpaksa
berhenti tanpa menyandang gelar.
Gambar 1. Ilustrasi Peralatan Cavensidh |
Pada saat itu muncullah teori phlogiston
Lavoisier, Cavendish tidak mempercayai begitu saja teori itu. Ketertarikannya
yang begitu besar terhadap fenomena alam membuatnya berminat melakukan
eksperimen tentang phlogiston. Dengan peralatan yang dia rangkai sendiri,
akhirnya dia berhasil mengisolasi gas yang dikira phlogiston tersebut. Dari kajian-kajian
yang di lakukan akhirnya dia menyimpulkan bahwa phlogiston merupakan gas
hidrogen. Banyak ilmuwan yang tidak percaya, akhirnya dia bertekad melakukan
eksperimen untuk menyempurnakan hasil penelitiannya. Berkat ketekunannya dia
berhasil menemukan bahwa air terbentuk dari 2 gas yaitu 1 volume oksigen dan 2
volume hidrogen. Namun dia mendapatkan kritikan dari Lavoisier, yang meninggal
secara tragis oleh pisau guillotine sepuluh tahun kemudian.
Selain itu dia juga berhasil menganalisis
kandungan udara yang terdapat di atmosfer. Udara di atmosfer mengandung 20%
oksigen, selain itu juga terdapat oksida nitrogen. Eksperimennya tentang hal
ini menjadi dasar proses fiksasi nitrogen komersil yang digunakan dalam
perusahaan pupuk. Eksperimen-eksperimennya juga banyak digunakan untuk menemukan
unsur-unsur lain.
Kini Cavendish telah tiada, namun dia meninggalkan
sumbangan yang tidak terkira bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Kemahsuran
namanya digunakan untuk nama sebuah laboratorium penelitian di Universitas
Cambridge.
Diterjemahkan dari sebuah artikel berjudul “ Cavendish, A Millionaire
misanthrope turns to the elements”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar